NALURI DASAR MANUSIA UNTUK BERAGAMA DAN BERTUHAN


Manusia dilahirkan ke muka bumi bukanlah dalam keadaan kosong melompong, tetapi di dalam jiwanya sudah tertanam iman dan tauhid kepada Allah swt. Iman dan tauhid itu terpateri sejak manusia berada di alam ruh. Itulah yang disebut dengan fitrah. Dengan demikian, naluri dasar manusia sesungguhnya adalah beragama dan bertuhan. Di dalam surat al-A`raf (7) ayat 172 Allah swt. berfirman:
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ.
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau adalah Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).”

Ayat ini dengan sangat jelas menegaskan bahwa Allah swt. mengambil kesaksian kepada setiap jiwa manusia sebelum manusia itu dilahirkan. Isi dari kesaksian tersebut tidak lain kecuali iman dan tauhid. Dengan demikian, sebelum dilahirkan, setiap orang sebenarnya sudah mengenal siapa Tuhannya, percaya kepada-Nya, dan tidak menyekutukan-Nya. Inilah fitrah manusia dan merupakan naluri dasar yang tertanam di dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Karena itu, jika ada orang yang tidak beragama, tidak bertuhan, atau tidak beriman kepada Allah swt. sesungguhnya ia telah menyimpang dari fitrahnya dan mengingkari naluri dasar yang ada di dalam dirinya sendiri.
Agama yang sesuai dengan fitrah manusia itu hanyalah Islam. Agama inilah yang benar-benar mentauhidkan Allah swt. dalam arti yang sesungguhnya; agama yang lurus dan diridai Allah swt. Di dalam surat ar-Rum (30) ayat 30, Allah swt. berfirman:

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَ تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ (الروم:30)
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Pada ayat yang lain, surat Ali Imran (3) ayat 19 Allah menegaskan:

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ.
Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

Selanjutnya pada surat al-Maidah (5) ayat 3 Allah menyatakan:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا.
Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, Kucukupkan nikmat-Ku kepadamu, dan Aku rida Islam itu menjadi agama bagimu. 

Di dalam ayat yang lain Allah menegaskan, orang yang mencari agama selain Islam akan ditolak dan di akhirat kelak ia akan menderita kerugian. Firman Allah di dalam surat  Ali Imran (3) ayat 85:

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
Barangsiapa mencari agama selain Islam maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanyar, dan di akhirat ia termasuk orang-orang yang rugi.

Meskipun naluri dasar manusia adalah beragama dan bertuhan, fitrah manusia adalah beriman dan bertauhid, namun di dalam perjalanan hidup sesudah manusia lahir, banyak faktor yang mempengaruhi sehingga bukanlah hal yang mustahil jika ada orang yang menyimpang dari fitrahnya. Realitas kehidupann umat manusia menunjukkan banyak di antara mereka yang tidak beriman kepada Allah swt., bahkan tidak sedikit pula yang tidak percaya kepada eksistensi Tuhan (atheis). Semua itu terjadi karena kuatnya pengaruh yang timbul di lingkungan tempat mereka menghirup udara dunia.
Salah satu faktor terpenting dan sangat menentukan terpelihara tidaknya fitrah seseorang sehingga ia tetap berada di dalam agama yang ¥an³f (lurus) atau tidak adalah orang tuanya sendiri. Orang tualah yang sangat berperan membentuk pribadi, sikap, dan keberagamaan seorang anak. Dalam kaitan ini Rasulullah saw. bersabda:
مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ. (متفق عليه).
Tidak seorang anak pun dilahirkan kecuali ia berada di dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusyi. (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).

Karena orang tua sangat berperan di dalam pemeliharaan fitrah seorang anak, maka di dalam ajaran Islam, siapa pun yang memiliki anak diwajibkan memberikan pendidikan agama kepada anak-anaknya sejak dini. Kewajiban itu bersifat mutlak dan tidak ada alasan apa pun yang dapat dibenarkan bagi orang tua untuk tidak melakukannya.  Jika seseorang tidak memberikan pendidikan agama kepada anaknya, ia berdosa dan akan mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah swt.
Kewajiban tersebut antara lain tercermin di dalam firman Allah swt. pada surat at-Tahrim (66) ayat 6:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ(6)
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Dalam rangka pendidikan agama terhadap anak itu pulalah Rasulullah saw. memerintahkan orang tua memukul anaknya yang tidak mau salat apabila anak itu berusia 10 tahun. Perintah ini sangat menarik karena tidak ada satu sabda Rasul pun yang menyuruh orang tua memukul anaknya selain mengenai masalah ini. Beliau bersabda:

مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ. (رواه أبو داود)
Perintahkan anak-anakmu bersembahyang pada saat mereka berusia tujuh tahun; pukullah jika mereka tidak mengerjakan shalat pada saat mereka berumur 10 tahun, dan pisahkanlah di antara mereka di tempat tidur. (Riwayat Abu Daud).

Pada sisi yang lain, Islam juga mewajibkan pemeluknya untuk berusaha memelihara fitrahnya sehingga ia selalu berada di dalam iman kepada Allah swt. Setiap muslim wajib memelihara dan mempertahankan imannya dengan cara apa pun, sekalipun harus mengorbankan harta dan jiwa. Iman merupakan nikmat paling besar dari semua nikmat yang diberikan Allah swt. kepada umat manusia, lebih besar daripada harta benda, pangkat, jabatan, atau kemegahan dunia lainnya. Karena itu, Islam mengajarkan: jangan korbankan iman demi harta benda, jangan dilepas iman demi pangkat atau jabatan, dan jangan tinggalkan iman hanya karena kecantikan seorang wanita.
Godaan dan rayuan yang dapat menggoyahkan iman manusia memang sangat banyak; datang dari berbagai penjuru. Jika seorang muslim tidak waspada dan hati-hati, imannya bisa terlepas, apalagi iblis dan setan tidak pernah tinggal diam. Mereka selalu berusaha agar manusia terjerumus ke dalam lembah kesesatan. Allah swt. memperingatkan hal tersebut dengan firman-Nya di dalam sebuah hadis qudsi:

إِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاء فَجَاءَتْهُمَْ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ . (رواه مسلم)
Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku di dalam agama yang lurus, lalu datang setan mengalihkan mereka dari agama mereka dan mengharamkan sesuatu yang telah Kuhalalkan bagi mereka. (Hadis riwayat Muslim).

Mudah-mudahan Allah swt. memberikan taufiq dan hidayah kepada kita semua sehingga kita dapat memelihara iman, tetap berada di dalam fitrah, dan dapat melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan Tuhan sebaik-baiknya.  Am³n y± Rabb al-²lam³n.


0 komentar " NALURI DASAR MANUSIA UNTUK BERAGAMA DAN BERTUHAN ", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar

Followers